Senin, 29 Juni 2009

Gula Impor Masih Beredar

KUALATUNGKAL – Gula impor masih beredar di pasar tradisional maupun warung-warung sederha­na di Kualatungkal. Gula luar terlihat lebih putih dan berkristal bila dibanding gula lokal, asal Lampung. Pihak Bea dan Cukai Kua­la Tungkal mengakui gula luar masih beredar di pasaran. Pihak­nya menyangkal, gula asal Thailand dan India tersebut masuk le­wat perairan Kuala Tungkal.
Pantauan Media dalam sepe­kan terakhir, di pasar Tangga Ra­ja, grosir-grosir, terlihat gula putih yang warnanya putih bening ma­sih dijual. Begitu juga di warung-warung kecil, masih dijual dengan harga Rp 9.500 per kilogram.
Pemilik warung di Jalan Beri­ngin mengaku membeli gula terse­but dari salah satu grosir di pasar Kuala Tungkal.
“Memang warna­nya putih nian, makanya saya cam­pur dengan gula Lampung. Saya masih ngikuti harga pasaran, Rp 9.500 perkg. Tapi herannya, dari gro­sir karungnya gula lokal asal Lampung. Padahal warnanya putih dan rasanya tidak begitu manis,” jelasnya.
Dikatakan, gula luar harga belinya lebih murah ketimbang gula lo­kal. Satu kilogramnya tidak sam­pai Rp 8.000, dari toko grosir. “Ka­lau gula lokal masih tinggi sekitar Rp 8.000 perkg,” katanya.
Kepala Bea dan Cukai Kuala Tungkal, Edy Hidayat mengatakan gula luar yang beredar di pasaran tidak melewati pintu gerbang per­air­an Kuala Tungkal. Menurut­nya, bisa saja gula tersebut masuk lewat darat atau dari provinsi te­tangga.
“Memang ada gula luar ber­edar di pasar Kuala Tungkal, tapi tidak sampai berton-ton. Dan gula itu tidak melewati perairan kita, bisa saja dari provinsi tetang­ga,” jelas Edy.
Sejauh ini pihak Bea dan Cukai belum menemukan adanya kapal-kapal yang mengangkut gula impor masuk pelabuhan tikus dan bongkar di gudang Parit Gom­pong. “Kita belum ada temuan, dan kita tetap monitor terus,” jelas Edy. (adr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar